Cilegon – Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menghadiri acara haul peringatan Geger Cilegon, digelar di Rumah Dinas Wali Kota Cilegon Minggu 10 Juli 2023.
Haul Peringatan Geger Cilegon dihadiri Wali Kota Cilegon Helldy Agustian, Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta, tokoh masyarakat dan juga keluarga keturunan Ki Wasyid.
Diketahui, peringatan Geger Cilegon pertama kali digelar tahun 2021 berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Cilegon yang menetapkan setiap tanggal 9 Juli diperingati sebagai hari peringatan Geger Cilegon.
Dalam peringatan Geger Cilegon, Helldy mengatakan saat ini Pemkot Cilegon yang mengusulkan dua tokoh yakni Ki Wasyid dan KH Arsyad Thawil sebagai Pahlawan Nasional.
“Pada kesempatan ini kita doakan semoga proses usulan Pahlawan Nasional kepada KH Wasyid dan KH Arsyad Thawil dapat diterima dan dipertimbangkan pemerintah pusat,” tulis Helldy dikutip dari unggahan akun Instagram@helldy_agustian.
Lantas seperti apa sejarah Geger Cilegon yang heroik tersebut?
Dikutip dari Buku Perlawanan terhadap Penjajah di Sumatera dan Jawa, Makfi, Samsudar (2019) Geger Cilegon merupakan salah satu pemberontakan petani Banten terhadap pemerintah kolonial Belanda yang terbesar.
Latar belakang Geger Cilegon 1888 antara 1882 dan 1884, yakni rakyat Serang dan Anyer telah ditimpa dua malapetaka, yaitu kelaparan dan penyakit sampar (pes) binatang ternak.
Hal itu disebabkan oleh musim kemarau berkepanjangan yang menyebabkan tanaman tidak tumbuh dan munculnya wabah pes.
Rakyat pun semakin sengsara saat Gunung Krakatau meletus pada 1883 dan menimbulkan gelombang laut setinggi 30 meter. Gelombang yang menghancurkan Anyer, Merak, dan Caringin tersebut merenggut kurang lebih 22.000 jiwa.
Musibah yang datang bertubi-tubi masih diperburuk oleh pemerintah kolonial yang melaksanakan sistem perpajakan yang baru.
Faktor-faktor ketidakpuasan terhadap sistem ekonomi, politik, dan budaya inilah yang menyulut api perlawanan Geger Cilegon 1888.
Dipimpin oleh Haji Wasyid dan Haji Tubagus Ismail menuju Saneja, yang dijadikan sebagai pusat penyerangan. Senin malam, 9 Juli 1888, serangan umum terhadap para pejabat pemerintah kolonial di Cilegon dimulai.
Kekacauan ini tidak dapat diatasi oleh Belanda dan Cilegon dapat dikuasai oleh para pemberontak.
Namun, Letnan I Bartlemy berangkat ke Cilegon bersama 40 serdadu untuk memadamkan pemberontakan. Pada akhirnya, Haji Wasyid sebagai pemimpin pemberontakan dihukum gantung, sedangkan 94 pemimpin perlawanan lainnya diasingkan. (Red)***