Home / RELIGI

Rabu, 19 Juli 2023 - 13:10 WIB

MTQ XX Provinsi Banten 2023 di Kabupaten Tangerang

Sholeh Hidayat/Dok. LPTQ Banten

Sholeh Hidayat/Dok. LPTQ Banten

Oleh Prof Dr H. Sholeh Hidayat, M.Pd*

Untuk yang keduapuluh kalinya Provinsi Banten akan menyelenggarakan perhelatan Musabaqoh Tilawatul Qur’an (MTQ) yang akan berlangsung dari tanggal 25 sampai dengan 30 Juli 2023.

Kabupaten Tangerang berdasarkan Kepututsan Gubernur Banten Nomor 450.14/Kep. 115-Huk/2023 Tanggal 5 Mei 2023 ditetapkan sebagai Tempat Penyelenggaraan MTQ XX Tingkat Provinsi Banten tahun 2023 yang pada MTQ XIX tahun 2022 kabupaten Tangerang menjadi Juara Umum.

MTQ XX tingkat provinsi Banten mengambil tema umum” Melalui MTQ XX Kita Wujudkan Masyarakat Banten yang beriman dan bertaqwa berlandaskan Nilai-Nilai Al Qur’an”
Pengertian Al-quran menurut istilah yaitu firman Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam melaui perantara Malaikat Jibril yang tertulis di dalam mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, yang membacanya sebagai ibadah dimulai dari surat al-fatihah dan diakhiri dengan Surat An- nas.

Pengertian Al-Qur’an di atas memberikan pengertian tentang Al-Qur’an secara spesifik, dan membedakannya dengan kitab atau buku dan bahan bacaan lainnya. Al-Qur’an dijamin akan tetap terjaga kemurniannya sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Hijr ayat 9, yang artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.

Menurut M. Quraish Shihab pengertian Kami pada ayat di atas : Allah melibatkan makhluk-Nya dalam hal menurunkan Al-Qur’an yaitu Malaikat Jibril. Berkaitan dengan memelihara Al-Qur’an, Allah menghendaki keterlibatan kaum muslimin. Oleh karena itu, untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an, harus ada ikhtiar yang dilakukan. Jika tidak, boleh jadi Al-Qur’an hanya tinggal namanya saja, atau tulisannya saja, namun tidak ada lagi yang bisa membacanya dan menggali isi kandungannya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam suatu Hadits yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi Rasulullah mensinyalir : “Akan datang suatu masa, Al-Qur’an hanya tinggal rasam (tulisannya) saja”. Semoga hal tersebut tidak terjadi pada masa kita, dan generasi keturunan kita.
Berbagai upaya untuk melestarikan dan menjaga kemurnian Al-Qur’an dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW., masa Sahabat hingga sekarang adalah kehendak dan kuasa Allah Swt, merupakan diantara bukti bahwa Allah yang menjaga Al-Qur’an.

Dari segi hafalan, dapat dilihat semakin banyak umat Islam yang berlomba-lomba menghafalkan Al-Qur’an. Selain itu, ditandai dengan banyaknya berdiri pondok-pondok pesantren khusus untuk menghafalkan Al-Qur’an.

Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) merupakan salah satu metode untuk menjaga kemurnian dan mengagungkan Al-Qur’an. Pada awalnya MTQ hanya terbatas pada cabang Seni baca Al Qur’an, dalam perkembangan selanjutnya dikembangkan cabang-cabang yang dimusabaqohkan antara lain qiro’atul Qur’an, hafalan Al-Qur’an (Hifdzil Qur’an), Tafsir Al-Qur’an, Fahmil Qur’an atau cerdas cermat isi kandungan Al-Qur’an, Syarhil Qur’an yaitu cabang penampilan dalam bentuk pembacaan ayat Al-Qur’an atau Tilawatil Qur’an, terjemahan ayat secara puitisasi tanpa teks, uraian secara luwes, bebas dan tanpa teks isi dari ayat Al-Qur’an yang dibacakan serta lomba cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ). Dari segi penulisan (teks) dilakukan melalui kerja-kerja ilmiah berupa pentashihan (pengesahan) teks/khat penulisan Al-Qur’an yang akan diterbitkan oleh perusahaan penerbit. Di Indonesia terdapat institusi yang bekerja untuk itu, yaitu Lajnah Pentashih Mushhaf Al-Qur’an.

Kegiatan MTQ telah ada pada tahun 1940-an yang ditandai dengan lahirnya Jami’iyyatul Qurro wal Huffadz (JQH) yang didirikan Nahdlatul Ulama ormas keagamaan terbesar di Indonesia. Ada juga pendapat lain bahwa MTQ pertama kali dilaksanakan di Desa Pondok Bungur, Asahan Sumatera Utara pada 12 Februari 1946 bertepatan dengan tanggal 11 Rabiul Awal 1385 H.

Baca juga  KST Dukung Ganjar Beri Bantuan Lampu Penerangan ke Pul Truk di Pandeglang Banten

Sebelum diangkat menjadi event nasional secara resmi oleh Pemerintah, musabaqoh membaca Al-Qur’an sudah dipelopori oleh masyarakat di beberapa daerah.

Masjid Syuhada Yogyakarta pernah mengadakan lomba antar peserta kursus tilawah Al-Qur’an tahun 1954. Di Pontianak Kalimantan Barat juga pernah diadakan lomba membaca Al-Qur’an pada tahun 1953 dengan istilah “sayembara membaca Al-Qur’an. Dalam perkembangan selanjutnya, nama yang digunakan diganti dengan musabaqah tilawatil-Qur’an yang mengacu kepada ayat Al-Qur’an “Fastabiqul-Khairat”. (QS. Al-Baqarah/2: 148). Lembaga pemerintah yang termasuk pelopor pelaksanaan MTQ adalah RRI (Radio Republik Indonesia) dengan menggunakan istilah PTQ (Pekan Tilawatil-Qur’an).

PTQ secara rutin dilaksanakan pada setiap Bulan Suci Ramadhan sejak tahun 1960. Sampai sekarang, RRI tidak pernah absen dalam menyelenggarakannya.
Bukan hanya di Indonesia, Malaysia yang merdeka tahun 1957 mengungkapkan rasa syukur atas kemerdekaannya dengan menyelenggarakan MTQ Antar Bangsa, dengan mengundang negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, termasuk Indonesia. Pada tahun 1960 Menteri Agama mengirim delegasi untuk mengikuti MTQ Antar Bangsa yang ke-3 di Kuala Lumpur Malaysia.

Dalam event bergengsi tersebut Indonesia diwakili qari Tb. Manshur Makmun, dan Ubaidillah Assiry, keduanya terpilih sebagai juara II dan juara III. .

Pada bulan Ramadhan tahun 1968, MTQ pertama kali diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada saat itu hanya melombakan tilawah dewasa yang melahirkan Qari Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadong dari Sulawesi Selatan.

Dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 15 Tahun 2019 pada Ketentuan Umum menjelaskan tentang pengertian Musabaqah TilawatilQur’an disingkat MTQ adalah perlombaan seni baca, hafalan, tafsir, syarah, seni kaligrafi, penulisan karya ilmiyah Al-Qur’an, dan hafalan Al-Hadis sedangkan Seleksi Tilawatil-Qur’an disingkat STQ adalah perlombaan yang melombakan sebagian cabang MTQ.

Secara substansi MTQ bukanlah sekedar lomba membaca Al-Qur’an dengan lagu yang indah dan suara yang merdu, atau sekedar untuk mencari qari-qariah dan hafiz-hafizah terbaik untuk dikirim mengikuti MTQ tingkat Nasional dan Internasional.

Bukan hanya itu, MTQ adalah suatu upaya konkrit umat Islam untuk menggali nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Al-Qur’an supaya dijadikan sebagai pedoman hidup.

Hal ini bisa dilihat dari cabang-cabang yang dimusabaqohkan dari MTQ ke MTQ semakin dikembangkan mulai dari membaca dengan tajwid dan lagu, membaca dengan qiraat sab’ah, menghafal, memahami, menulis indah (khat/kaligrafi), mensyarahkan, menafsirkan, dan menulis secara ilmiyah.

Melalui MTQ, diharapkan akan lahir kecintaan generasi muda terhadap Al-Qur’an, termotivasi untuk mempelajari, membaca indah, dan qiraat sab’ah, mengahafal, memahami, mensyarah, menafsirkan, menggali isi kandungannya, menulis indah, dan menulis makalah ilmiyah, untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari kemudian disosialisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Musabaqah Tilawatil-Qur’an (MTQ) merupakan metode sekaligus media dakwah yang sangat efektif dalam memasyarakatkan Al-Qur’an di Indonesia.

Pada periode awal kehadiran MTQ, masyarakat begitu antusias menyambutnya, setiap event MTQ selalu ramai dihadiri karena masyarakat merasa mendapatkan sesuatu yang bermakna, dan ada kepuasan batin dihibur dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an karena bersamaan dengan itu Allah menurunkan rahmatNya bagi orang yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an (QS. Al-A’raaf: 204).

Baca juga  Riset Situs Banten Lama Belum Utuh Ungkap Kondisi Kesultanan Baten

Kejayaan MTQ perlu dipertahankan dan perlu terus ditingkatkan dengan melibatkan semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan kualitas penyelenggaraan MTQ sehingga musabaqah ini tidak hanya dipandang sebagai ajang kompetisi dan kontestasi semata tapi lebih dari itu dapat mengkapitalisasi sumber daya manusia yang mampu menyulut gairah dan ghirah umat untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa (Musabaqah Tilawatil-Qur’an (MTQ) merupakan salah satu metode untuk menjaga kemurnian dan mengagungkan al-Qur’an. Provinsi Banten secara rutin menyelenggarakan MTQ setiap tahun. Pada MTQ XX tingkat Provinsi Banten di kabupaten Tangerang akan dimusyabaqohkan berbagai cabang dan golongan yaitu: (1). Cabang Tilawah Al Qur’an terdiri dari beberapa cabang, setiap cabang terdiri dari beberapa golongan sebagai berikut : a. Golongan Tartil b. Golongan Anak-anak c. Golongan Remaja d. Golongan Dewasa e. GolonganDisabilitas Netra f. Golongan Qira’at Al-Qur’an Mujawwad g. Golongan Qiroatul Qur’an Murottal (2). Cabang Hifzh Al Qur’an terdiri dari : a. Golongan 1 juz dan tilawah b. Golongan 5 juz dan tilawah c. Golongan 10, 20 dan 30 juz (3). Cabang Tafsir Al Qur’an yaitu hafalan 30 juz dan materi tafsir Al Qur’an juz XIV : a. Golongan Bahasa Arab hafalan 30 Juz dan Tafsir Juz II b. Golongan Bahasa Indonesia materi hafalan 30 Juz dan materi Tafsir Juz XIV c. Golongan Bahasa Inggris materi 16 juz pertama Juz (1 s.d. Juz 16) dan materi Tafsir Juz XII (4). Cabang Fahm Al Qur’an (5). Cabang Syarh Al Qur’an (6). Cabang Khath Al Qur’an Terdiri dari : a. Golongan Naskah, b. Golongan Hiasan Mushaf, c. Golongan Dekorasi dan d. Golongan Kaligrafi Kontemporer, (7). Cabang Karya Tulis Ilmiah Al Qur’an (KTIQ).

MTQ XX tingkat provinsi Banten akan dikuti 432 peserta, dinilai oleh 131 Dewan Hakim dibantu 24 orang Panitera dan dimonitor 7 orang Dewan Pengawas.

Tempat kegiatan di Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang dan sekitarnya dengan memanfaatkan alun-alun sebagai Panggung Utama gedung-gedung pemerintah kabupaten dan kecamatan, Mesjid, Madrasah Aliyah Negeri I, gedung MUI dan kampus Universitas Tangerang Raya (Untara).

Pemerintah Kabupaten Tangerang mempersiapkan secara optimal untuk menjadi tuan rumah yang baik dan ingin memberikan kado terindah Bupati Tangerang Dr. Ahmed Zaki Iskandar, B. Bus, SE, M.Si yakni sukses dalam penyelenggaraan, pertanggungjawaban dan sukses dalam prestasi dalam arti menghasilkan peserta terbaik yang dapat berkompetisi di MTQ Nasional XXX di IKN Kalimantan Timur Tahun 2024.

Perhelatan MTQ Tingkat Provinsi Banten juga merupakan wahana silaturahmi antara para hamalatul Qur’an, karena itu menjadi harapan kita semua bahwa nilai-nilai silaturahim dan kebersamaan yang tercipta antar-kafilah di arena MTQ XX ini akan mengalahkan semangat berlomba untuk menjadi juara.

Mari kita jadikan Musabaqah Tilawatil Qur’an XX tingkat Provinsi Banten di kabupaten Tangerang ini sebagai wahana untuk menumbuhkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah.***

Penulis, Ketua Harian LPTQ Provinsi Banten

 

SHARE:

Share :

Baca Juga

RELIGI

MTQ Banten 2024 Dimulai, Hari Pertama Registrasi Peserta dan Penerimaan Kafilah

RELIGI

Mayoritas Muslim, Ini Tingkat Literasi Al Quran di Indonesia

RELIGI

Menag Imbau Umat Islam Gelar Salat Istisqa, Begini Tata Caranya

RELIGI

LPTQ Banten Bidik Peringkat 3 STQH Nasional 2023 di Jambi

RELIGI

Patut Dicontoh, Warga Sekampung Berangkat Haji Bareng

RELIGI

Kepulangan Ulama Kharismatik Abuya Muhtadi Menutup Kloter Haji Asal Banten

RELIGI

Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Menag Sampaikan Masalah Dialami Jemaah Haji Indonesia di Armina

RELIGI

Baznas Banten Salurkan Hewan Kurban ke Daerah Pedalaman